Friday, September 13, 2013

Perjalanan ke Bangkok

Bulan Agustus lalu kami berkesempatan jalan-jalan ke Bangkok. Cukup menyenangkan karena bisa mengunjungi beberapa obyek yang sudah kami targetkan sebelumnya.




1. Pratunam Market, Platinum Mall

 Cukup 15 menit jalan kaki dari hotel, melewati perempatan jalan dan Kedubes RI, sampailah kami di Platinum. Mall biasa sih, mungkin seperti Ambassador di Jakarta. Cukup banyak toko dengan produk beragam. Melintasi barang dagangan mereka kami berpikir bahwa orang Thailand punya kelebihan dalam kreatifitas mengolah pernik-pernik kecil dibanding orang Indonesia. Mungkin sistem pendidikan mereka lebih memungkinkan untuk lahirnya seniman-seniman desain dan pengrajin kreatif. Mungkin sistem pendidikan kita terlalu textbook sehingga kreatifitas mati sejak di bangku sekolah, ketika membuat produk pun hanya bisa meniru tanpa inovasi.

Banyak orang dari Afrika, Timur Tengah, dan yang paling menarik adalah orang Indonesia, berbelanja disini. Menurut kami, kualitas produk Thailand tidak sebaik produk Indonesia. Tapi mereka unggul dalam model, kreasi, dan.... harga!! Pernah beli produk Dowa dari Jogja? Mahal bukan? Tapi produk Thailand di sekian banyak pasar mereka tidak semahal itu. Kata seorang teman, uang sedikit di Thailand ada nilainya, uang di Indonesia harus cukup banyak dulu baru ada nilainya.

Di Platinum cukup mudah untuk mencari tempat sholat. Prayer room untuk laki-laki ada di pojok sebelah lift lantai 5 dekatnya kantor bank, sedangkan perempuan di lantai 2. Makanan halal bisa dicari di food court lantai 6. Yang punya label halal menjual nasi ayam dan fishball noodle. Pukul 7 malam kebanyakan toko sudah tutup. Giliran pedagang di trotoar yang makin ramai pengunjung.


 2. Madame Tussaud museum

Dari hotel kami cukup jalan kaki untuk mencapai stasiun BTS terdekat, Ratchathewi. Hanya sebentar saja naik BTS dan langsung turun di stasiun Siam. Untuk sampai di Madame Tussaud, kami melewati Siam Paragon, yang punya connecting bridge dengan Siam Discovery. Museumnya ada di lantai 6 Siam Discovery. Beberapa hari sebelumnya, kami sudah membeli tiket secara online untuk early bird seharga separo dari tiket normal. Jadi harus datang sebelum jam 12 siang dan menunjukkan bukti konfirmasi yang kami simpan di tablet PC.



Seperti museum patung lainnya, isinya hanyalah patung-patung lilin yang hampir menyerupai sosok yang digambarkan. Di depan ticket counter saat itu ada patungnya Tom Cruise. Begitu masuk langsung ketemu patungnya Soekarno. Luar biasa..... ini adalah spot favorit pengunjung dari Indonesia yang memang cukup banyak (ckckckckck). Lalu ada para pemimpin negara lainnya seperti Mahathir Mohammad, Vladimir Putin, Hu Jintao, Barack dan Michelle Obama, Ratu Elizabeth, Pangeran William dan Kate istrinya, Mao Zhedong, Gandhi, Dalai Lama, Aung San Suu Kyi, dan lain-lain. Dari olahragawan ada Tiger Woods lengkap dengan stick golfnya, Yao Ming lengkap dengan keranjang basketnya, Beckham yang sedang leyeh-leyeh, Wayne Rooney, Gerrards, dan sebagainya. Dari seniman ada Pablo Picasso, Beethoven, dan Einstein (ups, beliau kan ilmuwan). Dari selebriti ada Oprah Winfrey, Jim Carrey, tuan dan nyonya Depp, George Clooney, Jackie Chan, dan sebagainya. Semakin banyak foto yang dijepret, semakin lama kita berada di ruangan museum yang tak begitu luas itu. Bagi yang tak suka foto-foto, setengah jam pun sudah lama.


 3. Chatuchak Weekend Market

Sesuai namanya, pasar ini buka hari Sabtu dan Minggu. Saking luasnya, pasar ini dilayani oleh satu stasiun BTS dan dua stasiun MRT (sorry kalau terlalu dibesar-besarkan, hehe). Kami berangkat dari stasiun BTS Ratchathewi dan keluar di stasiun Mo Chit. Dari situ tinggal jalan kaki melintasi Chatuchak Park sampai ke weekend marketnya. Cukup 5 menit juga nyampe. Kalau tidak mau jalan kaki lewat taman, langsung nyambung aja ke stasiun MRT Chatuchak Park, lalu naik MRT sekali dan keluar di stasiun Khamphaeng Phet.

 Pasar ini luas sekali, dan jualannya mulai dari produk kerajinan, busana, tas, sepatu, peralatan rumah tangga, perhiasan, makanan, buku bekas, dan sebagainya. Akan melelahkan jika harus menelusuri seluruh section dan soi yang ada. Jadi, baca petanya dulu agar tepat sasaran. Selebihnya, kami membiarkan diri tersesat dalam keriuhan pasar ini. Jika waktu sholat tiba, anda bisa ke musholla di pojok dekat TMB Bank di belakangnya parkiran motor (bisa dicapai dari pintu keluar MRT Khamphaeng Phet terus ikuti jalur utama ke arah kiri hingga sampai pojok parkiran yg banyak motor dan mobil parkir berjejer, hingga lewati TMB bank dan masuk ke gang kecil). Musholla lainnya ada di Section 16, di tengah-tengah pasar, di sekitarnya banyak warung makan halal. Mudah saja mencari makanan halal disini, mulai dari Tom Yum sampai Mataba. Paling gampang dilihat dari kerudung yang dipakai penjualnya, atau label halal di papan namanya. Bagi penggemar belanja, butuh seharian untuk memuaskan diri di pasar ini.


4. Vimanmek Mansion

Dari stasiun Ratchathewi, naik BTS sampai Victory Monument, turun dan ikuti trotoar sampai ke halte bus yang cukup panjang di depan bundaran monumen. Naik bus nomor 28 lalu turun di depan Vimanmek Mansion (kami tak tahu tempatnya, tapi kami ditolong seorang anak sekolah yang menunjukkan dimana harus turun). Tamannya luas, mesti masuk terus ke dalam untuk menemukan ticket counter. Lalu jalan lagi sampai ketemu toko suvenir dan locker untuk menyimpan barang. Semua harus disimpan, terutama sekali handphone. Dilarang keras membawa kamera dan handphone (akan ada petugas yang memeriksa dengan ketat di pintu masuk bangunan istana). Pakaian juga harus sopan, tidak boleh celana pendek.



Setelah itu silakan antri, dan nikmati arsitektur dan interior istana ini. Meja, kursi, foto di dinding, pernak-pernik, perabot. Mungkin cukup 30 menit saja untuk menyelesaikan tur di istana ini. Jika belum puas, silakan lanjut jalan kaki ke museum lainnya di kompleks ini yang menampilkan hasil jepretan raja serta barang milik raja lainnya.


5. Mah Boon Krong



MBK adalah sebuah mall yang sudah cukup lama berdiri di kawasan sekitar stasiun BTS Siam dan National Stadium. Kira-kira mirip Mangga Dua di Jakarta. Di sekitarnya sudah banyak mall baru yang lebih mewah. Kalau tidak mau jalan di trotoar, ikuti saja alur dari stasiun BTS Siam lalu masuk ke Siam Paragon, lanjut lewat jembatan ke Siam Discovery, lalu lewat jembatan ke MBK. Atau bisa juga langsung dari stasiun BTS National Stadium. Nothing special, kecuali bahwa ini adalah "pusat belanja". Sekali lagi, "PUSAT BELANJA". yang ingin belanja, kelupaan beli oleh-oleh, ya kesini. Restoran halal ada di lantai 5, musholla di lantai 6.


6. Asiatique



Dulu orang biasa pergi ke Suan Lum untuk melihat night bazaar. Sekarang sudah tak ada lagi, tapi suasana serupa bisa ditemukan di Asiatique. Tempat ini juga baru buka di sore hari. Cara mencapainya juga unik. Naik BTS sampai stasiun Saphan Taksin, turun, lalu ikuti antrian di sisi paling kiri dari dermaga Sathorn pier. Ada boat gratis yang akan menganter kita ke dermaga Asiatique. Tips: bawa kamera. Pemandangan sore di pinggir sungai Chao Phraya menyenangkan bagi tukang jepret. Ada bianglala besar yang menarik untuk dijadikan background. Selain itu, tentu saja ini seperti pasar malam, banyak toko yang menjual beragam produk serta restoran-restoran.


Jalan saja terus, lewati rumah Juliet dan deretan toko-toko berkonsep warehouse, dan kami bertemu jalan raya, di seberang ada parkiran, di sebelahnya ada Masjid. Saat itu tiba-tiba hujan deras, memaksa kami berteduh di tenda penjual makanan halal di sekitar masjid itu.


7. Chinatown



Selain Asiatique, Grand Palace, Wat Pho, Wat Arun, ada pula Chinatown yang bisa diakses lewat sungai yang sama (bayarnya diatas boat). Dari dermaga Sathorn, naik boat berbendera orange menuju arah kanan dari dermaga, turun di dermaga Rachawongs. Ini sebenarnya juga pasar, yang bikin beda adalah nuansa Chinese di daerah tersebut. Pasar yang besar dan cukup luas. Sekali lagi, BESAR dan LUAS. Harga barang pun bersaing dengan pasar-pasar lainnya. Saat itu kami kesulitan mencari bros untuk oleh-oleh. Ternyata di Chinatown ada toko yang khusus jual beraneka bros.


 8. Tur ke luar kota: Ayutthaya


 Dari hotel kami naik taxi ke stasiun kereta Hua Lamphong. Ini mirip stasiun Kota di Jakarta. Dalam sehari ada beberapa kereta yang melayani rute melewati Ayutthaya. Kereta di Thailand lebih terawat. Secara teknis kereta yang kami tumpangi adalah kelas ekonomi, sama dengan kelas Ekonomi di Indonesia, tapi kipas anginnya hidup semua, toilet bersih, wastafel airnya mengalir lancar. Tapi soal jadwal, mungkin masih ada kemiripan dengan di Indo karena kami sempat harus menunggu keretanya sampai 1 jam.



Kami turun di stasiun Ayutthaya setelah 1.5 jam perjalanan. Bersama rombongan kami menyewa tuktuk dari seorang calo di stasiun untuk berkeliling obyek wisata. Hebat, 8 orang pun muat! Ayutthaya adalah ibukota kerajaan Siam di masa lampau. Pernah jadi salah satu kota terbesar di Asia Tenggara, lalu porak-poranda dihancurkan oleh pasukan negara tetangga, kerajaan Burma. Kerajaan Siam memindahkan ibukotanya ke Bangkok, dan Ayutthaya tinggal berisi puing reruntuhan sisa kejayaan masa lalu. Itulah yang kami temui di semua obyek wisata yang dikunjungi. Candi-candi yang sudah tidak utuh lagi, istana yang tinggal pondasinya saja, dan cuaca yang panas.



Di siang hari kami menyempatkan diri makan siang di warung makan halal di dekat kompleks candi yang juga ada kuil berisi patung Buddha tidur. Tampaknya si pemilik cukup senang ada muslim negara lain yang berkunjung. Kami pun kembali ke Bangkok, namun kali ini menggunakan angkutan mobil van (diantar ke pangkalannya oleh si tuktuk) sampai ke Victory Monument.







******************


Masjid Darul Aman

Kami menginap di Samran Place Hotel di jalan Petchaburi. Nothing special, sepertinya kami lebih suka menginap di hotel sebelah, Bangkok City Hotel, kalau ada kesempatan di masa mendatang (review tentang makanannya lebih baik). Di seberang jalan, ada banyak penjual makanan halal pinggir jalan yang buka di malam hari, mirip di Indonesia. Di seberang jalan juga, Petchaburi soi 7, ada masjid Darul Aman yang cukup besar dan biasa jadi tempat sholat Jumat. Di sekitar masjid itu ada banyak restoran halal, seperti restoran Makyah, Farida Fatornee, Ali Selatan, Hayati, dan sebagainya.



Intinya, wisatawan muslim tak perlu pusing berkunjung ke Bangkok. Banyak masjid, bahkan di bandara Suvarnabhumi dan Don Mueang pun ada musholla, dan makanan halal ada dimana-mana.



1 comment: